Hadits merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Quran. Secara teoritis, mempelajari hadits seharusnya lebih mudah dari pada mempelajari Al-Quran, sebab statusnya sebagai penjelas bagi Al-Quran. Namun, dalam prakteknya, mempelajari hadits justru lebih sulit. Hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya: pertama, hadits tersebar di berbagai koleksi dengan kualitas yang beragam, sehingga untuk mendapatkannya relatif sulit. Kedua, tidak semua hadits berada pada kualitas yang sama, sehingga untuk menggunakan suatu hadits, terlebih dulu seseorang harus melakukan penelitian kualitas dalam mendapatkan hadits yang memenuhi kualifikasi maqbul (diterima sebagai hujjah). Berkenaan dengan kedua faktor tersebut, setidaknya ada dua metode kritik yang telah ditetapkan dan diterapkan oleh ulama hadits, yaitu metode kritik sanad atau kritik ekstern dan metode matan atau kritik intern.
Share To:

Nurul Shoimah

Post A Comment: