Massifnya interaksi dan komunikasi digital antara warga telah menciptakan kesan dualisme antara dunia nyata dan dunia maya, sehingga sulit mengenali dengan baik batas-batas yang tegas antara wacana di dunia maya dan realitas sosial di dunia nyata. Gejala kehidupan milenial yang kompleks ini melibatkan aktor sosial yang paling dominan, yaitu kalangan muda yang bukan hanya melek teknologi, tapi alam pikirnya sulit dilepaskan dari ontologi dan epistemologi digital. Mereka secara populer disebut anak muda zaman now. Gejala yang disebut buku ini dengan hibridasi identitas memungkinkan mereka terbuka terhadap berbagai sumber informasi yang tersedia, manun di saat yang sama dituntut untuk menemukan pijakan agar tidak kehilangan arah. Di satu sisi, keterbukaan terhadap ragam informasi membantu proses moderasi keagamaan di kalangan muda muslim Indonesia, namun di sisi lain keterbukaan yang sama dapat menempatkan mereka dalam posisi yang rentan terhadap intoleransi dan bahkan radikalisme keagamaan.
Post A Comment: