Bagi sebagian orang, menjadi santri itu bukan pilihan sendiri, apalagi
pilihan hati. Walaupun tak dapat dimungkiri, ada yang memang mendambakan
kehidupan pesantren sejak semula, tapi ada banyak yang menjadi santri
karena orangtua atau keadaan yang memaksa. Karena itu, menjadi santri
bukan hanya sekedar datang dan kemudian belajar dengan manis, pergulatan
dan perjuangan menghadapi diri sendiri sudah dimulai sejak niat itu
ditancapkan. Akan tetapi, dari pergulatan dan perjuangan tersebut
pelajaran dan hikmah dipetik, untuk kemudian menjadi kenangan yang dapat
diceritakan dan sumber inspirasi bagi generasi di masa mendatang. Sosok
yang diceritakan dalam buku ini adalah mereka yang sudah mengalami
pergulatan tersebut bertahun-tahun silam. Mereka pula yang kemudian
merasakan manisnya buah dari perjuangan dan pelajaran yang didapat dalam
pesantren. Mereka juga yang membuktikan betapa ilmu tentang kehidupan
yang didapat kala menempuh pendidikan pepsantren tersebut membuat mereka
bertahan, tegar sekaligus cerdas dalam menghadapai rintangan dan
terjangan arus kahidupan dan ahkirnya menjadikan mereka sebagai tonggak
baru dalam pemikiran dan pergerakan Islam di Indonesia.
Post A Comment: