Apa yang tersaji dalam buku ini ibarat tombak bermata dua. Satu menusuk ke arah kapala, yang lain merenggut ke kedalaman dada. Pemikiran arwah Gus Dur yang semakin cemerlang jauh dari tendensi politis, mau tidak mau akan membawa kita kepada pencerahan tertentu (tombak yang pertama). Cerita tentang di alam kematian, pertemuan Gus Dur dengan tokoh besar muslim, gaya jawab Gus Dur yang tidak berubah, tidak bisa tidak akan mempetebal keimanan kita bahwa alam akhirat benar ada. Itulah mata tombak yang kedua, yang dapat dijadikan api spirit bagi anak-anak idiologis Gus Dur untuk meneruskan perjuangan sang bapak.
Share To:

Nurul Shoimah

Post A Comment: