Biografi ini mengajak mengingat Kartini, tapi bukan dari sudut pandang
domestik rumah seperti dia adalah gadis pingitan lalu dinikahkan secara
paksa lalu melahirkan lalu mati. Coba singkirkan kenangan itu dan
alihkan pikiran pada bagaimana cara Kartini melawan itu semua, melawan
kesepian karena pingitan, melawan arus kekuasaan besar penjajahan dari
dinding tebal kotak penjara Kabupaten yang menyekapnya bertahun-tahun.
Kartini tidak punya massa, apalagi uang. Uang tidak akrab dengan
perempuan hamba seperti Kartini. Yang dipunyai Kartini adalah kepekaan
dan keprihatinan dan ia tulislah segala-gala perasaannya yang tertekan
itu. Dan hasilnya luar biasa, selain melambungkan nama Kartini, suaranya
bisa terdengar sampai jauh, bahkan sampai ke negeri asal dan akar
segala kehancuran manusia Pribumi. Pramoedya merekam itu semua dengan
tajam dan penuh pesona yang kemudian membedakannya dengan uraian.
Post A Comment: